Menurut ASHRAE, organisasi internasional yang mengembangkan standar terkait ventilasi bangunan, sirkulasi udara rumah adalah pergerakan aliran udara secara mekanis di dalam satu ruang atau ruang-ruang yang terhubung oleh saluran udara.[1]
Sirkulasi udara di rumah yang tidak lancar adalah biang keladi dari berbagai masalah, baik itu yang berkaitan dengan kesehatan maupun kenyamanan.
Lantas, bagaimana solusi mengatasinya? Artikel ini akan mengupas tuntas penyebab, cara memperbaiki, hingga pentingnya perencanaan arsitektur.
Baca Juga : 9 Ide Desain Rumah Untuk Keluarga Besar
Kenapa Rumah Bisa Terasa Pengap dan Lembap?
Merasa tidak nyaman di tempat tinggal sendiri? Udara pengap dan rumah lembap acap kali berasal dari perencanaan tata ruang yang kurang memperhatikan jalur sirkulasi udara di rumah.
Berikut adalah beberapa faktor penyebabnya:
- Kurangnya Ventilasi: Jumlah dan dimensi bukaan rumah tidak mencukupi kebutuhan ruang.
- Pola Aliran Buruk: Pola aliran udara yang buruk menciptakan area di mana udara tidak bergerak.
- Material Kedap: Finishing dinding yang kedap udara, seperti cat tertentu, mencegah dinding “bernapas”.
- Tata Letak Perabot: Perabot besar yang diletakkan menghadap ventilasi memutus aliran udara.
- Orientasi Angin Salah: Penempatan jendela dan pintu yang mengabaikan lintasan angin.
- Sirkulasi Udara Tertutup: Ruangan yang selalu tertutup rapat untuk AC memerangkap polutan.
- Kelembapan Terperangkap: Aktivitas memasak atau mandi di ruangan yang tidak dilengkapi dengan exhaust fan.
21 Cara Meningkatkan Sistem Sirkulasi Udara Rumah
Setelah memahami penyebabnya, kini saatnya Anda bertindak. Langsung saja, simak 21 cara praktis dan efektif agar sirkulasi udara rumah lancar:
- Maksimalkan ventilasi silang (cross ventilation) agar udara bisa masuk dari satu sisi dan keluar dari sisi lainnya.
- Biasakan membuka jendela di pagi hari ketika udara masih bersih dan suhu lebih sejuk.
- Tambahkan exhaust fan di dapur atau kamar mandi untuk membuang uap dan kelembapan berlebih.
- Gunakan pintu dengan kisi atau ventilated panel agar udara terus bergerak meski ruangan tertutup.
- Pertimbangkan skylight dengan sistem ventilasi, bukan hanya untuk pencahayaan alami tetapi juga untuk pelepasan udara panas.
- Gunakan ceiling fan untuk mendorong airflow rumah dan mengurangi ketergantungan pada AC.
- Atur ulang furniture supaya tidak menghalangi jalur ventilasi yang alami.
- Tambahkan tanaman indoor seperlunya, terutama yang dapat menyerap kelembapan (contohnya lidah buaya, spider plant, peace lily, dan pakis).
- Pasang jalusi atau peneduh luar (shading) untuk mengurangi panas berlebih dari sinar matahari langsung.
- Tingkatkan tinggi plafon (jika memungkinkan) agar udara panas tidak terperangkap.
- Buat bukaan pada area rendah dan tinggi ruangan untuk memanfaatkan efek cerobong (stack effect).
- Optimalkan keberadaan void atau atrium untuk mendukung pergerakan udara secara vertikal.
- Gunakan material yang breathable pada dinding untuk meregulasi kelembapan.
- Tambahkan secondary skin atau fasad ganda agar suhu dalam ruangan senantiasa stabil meski cuaca luar ekstrem.
- Gunakan mechanical ventilation bila ventilasi alami tidak cukup atau sulit diterapkan.
- Tata ulang fungs ruang (zoning) supaya udara tidak terjebak di area tertentu.
- Pertimbangkan sistem heat-recovery ventilation (HRV) untuk pertukaran udara lebih efisien.
- Rutin bersihkan filter AC dan alat ventilasi lainnya agar aliran udara tidak tersumbat debu.
- Gunakan kaca low-e atau panel kaca berventilasi untuk menjaga cahaya masuk tetapi mengurangi panas.
- Pilih tirai tipis supaya cahaya masuk sementara sirkulasi udara terbuka.
- Lakukan evaluasi atau audit kualitas udara secara berkala, lebih-lebih lagi jika rumah menggunakan banyak perangkat mekanis.
Perlukah Renovasi untuk Memperbaiki Sirkulasi Udara?
Jawabannya? Tergantung akar masalahnya. Untuk permasalahan ringan, solusi non-struktural seringkali cukup, seperti penataan ulang furniture atau penambahan exhaust fan.
Akan tetapi, apabila ketidaknyaman berasal dari rancangan dasar, misalnya posisi jendela yang tidak menjaring angin atau layout yang menghambat aliran, maka renovasi rumah adalah solusi paling efektif untuk jangka panjang.
Tetapi perlu diingat, pembuatan bukaan baru yang asal-asalan dan tidak didasarkan pada analisis yang mendalam justru dapat membuat sirkulasi udara ruangan semakin buruk. Karena itu, sebaiknya rancang ulang ventilasi rumah Anda dengan tepat bersama tim ahli.
Baca Juga : Keunggulan Rumah Split Level Untuk Ventilasi Yang Baik
Apa Saja Kesalahan Umum saat Menambah Ventilasi?
Memperbaiki aliran udara di dalam hunian memang penting. Masalahnya, tak jarang langkah yang diambil justru keliru.
Berikut adalah beberapa hal yang sayangnya masih sering dilakukan:
- Abai pada Pola Aliran: Membuat bukaan baru tetapi tidak memikirkan bagaimana udara akan mengalir masuk dan keluar secara keseluruhan.
- Sistem Pembuangan Tidak Seimbang: Hanya fokus pada exhaust fan tetapi tidak menyediakan jalur udara masuk (intake).
- Posisi Jendela Salah: Menambah bukaan jendela yang langsung menghadap matahari di barat atau timur sehingga meningkatkan panas dan mengurangi kenyamanan, padahal jenis hunian adalah rumah tropis modern.
- Modifikasi Tidak Terintegrasi: Perubahan dilakukan secara sporadis, berpotensi merusak integritas struktur dan keselarasan desain fasad.
- Material Tidak Tepat: Menggunakan material yang dapat mengganggu keseimbangan kelembapan alami ruangan.
- Bukaan Berlebihan: Terobsesi dengan bukaan besar sampai-sampai mengabaikan masuknya polusi suara, debu, dan mengorbankan faktor keamanan.
Ciri Rumah dengan Sirkulasi Udara yang Baik
Kemudian, bagaimana mengetahui bahwa sebuah hunian didukung oleh sistem pertukaran udara yang baik?
Tandanya bisa Anda rasakan langsung, seperti:
- Aliran udara lancar di setiap sudut, tidak ada area yang pengap.
- Suhu di dalam ruang selalu nyaman walaupun tidak sering menggunakan AC.
- Tidak tercium bau apek atau muncul tanda-tanda kelembapan berlebih seperti jamur.
- Optimasi cahaya alami tanpa efek samping ruangan menjadi panas.
- Penghuni merasakan tubuh lebih segar, kualitas istirahat membaik, dan lebih bersemangat beraktivitas.
Itulah esensi dari desain rumah sehat yang menjadikan rumah lebih adem.
Di Delution, konsep “rumah sehat” lebih dari sekadar estetika, karena juga mencakup kombinasi desain arsitektur, interior, dan konstruksi yang menjamin udara mengalir dan cahaya masuk dalam jangka panjang.
Buktikan bagaimana sirkulasi udara rumah yang baik terwujud melalui proyek Flick House dan Splow House kami.
FAQ
Kenapa rumah terasa pengap?
Karena udara tidak bergerak bebas, ventilasi tidak memadai, cahaya alami minim, dan kelembapan tinggi yang akhirnya memerangkap bau, panas, serta polusi dalam ruangan.
Bagaimana cara meningkatkan sirkulasi udara rumah?
Dengan menambah bukaan, membuat cross ventilation, memakai exhaust fan, menata ulang ruang yang menghalangi aliran udara, serta memanfaatkan elemen pasif seperti void, jalusi, dan secondary skin.
Apa itu cross ventilation?
Cross ventilation adalah sistem pertukaran udara yang memungkinkan angin masuk dari satu sisi bangunan dan keluar melalui sisi lainnya supaya udara tidak stagnan.
Bagaimana solusi rumah lembap?
Dengan mengoptimalkan ventilasi, mengurangi sumber kelembapan, menambah exhaust, serta memakai material yang breathable dan tahan jamur.
Apakah perlu renovasi untuk memperbaiki ventilasi?
Tidak selalu. Beberapa masalah bisa Anda atasi dengan penataan ulang bukaan, penambahan perangkat mekanis, atau shading. Tetapi jika struktur atau layout yang menjadi penyebab utamanya, renovasi mungkin diperlukan.
Bagaimana Delution mendesain rumah yang sehat dan adem?
Dengan pendekatan menyeluruh (arsitektur, interior, dan build) yang mengutamakan cross ventilation, pencahayaan alami, material yang tepat, pembagian ruang yang efektif, dan pemikiran jangka panjang demi kenyamanan serta kesehatan penghuni.
Referensi:
https://www.everest.co.uk/energy-efficiency/plants-for-condensation
https://jayscotts.com/blog/plants-that-dehumidify
https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Strategic%20ventilation%20in%20modern%20building%20design
https://www.wbdg.org/resources/natural-ventilation
https://www.iieta.org/journals/ijdne/paper/10.18280/ijdne.200513
Sumber:
- https://www.ashrae.org/file%20library/technical%20resources/standards%20and%20guidelines/standards%20addenda/15_2019_s_20220804.pdf