Inset House berasal dari konsep Intersection (persilangan) yang diterapkan pada sebuah bangunan hunian, di mana “Flying Garden” (taman menggantung) menjadi elemen yang sengaja disisipkan di bagian depan bangunan untuk memberikan berbagai manfaat bagi rumah ini saat dihuni oleh penggunanya.
Berawal dari permasalahan rumah yang menghadap ke barat, arsitek mencoba mengeksplorasi fasad dan area depan rumah menjadi zona yang dapat memanfaatkan panas matahari sore yang datang dari arah barat. Dimulai dari lantai 1 yang terlindungi oleh overstack lantai 2 yang cukup menjorok keluar, sehingga panas matahari barat tidak langsung mengenai ruang utama di lantai 1. Panas tersebut akan terhenti di area tamu informal yang dilengkapi dengan kolam dan taman sebagai pendingin alami.
Overstack pada lantai 2 menjadi pelindung utama dari panas matahari barat di lantai 1, dilengkapi taman dan kolam sebagai elemen pendingin.
Masih terkait strategi menghadapi panas matahari barat, massa lantai 2 dimiringkan agar tidak tegak lurus terhadap arah datangnya sinar matahari sore. Selain itu, diberikan second skin berupa kisi kayu horizontal sebagai penghalang utama panas. Di balik second skin ini juga terdapat bukaan jendela “slit” untuk mengurangi panas yang masuk. Strategi ini dapat disebut sebagai bentuk “perlindungan berlapis” untuk melawan panas matahari barat yang menjadi isu utama.
Second skin berupa kisi kayu horizontal berfungsi untuk menahan panas matahari, sementara jendela kamar tidur di bagian depan dibuat rata agar mengurangi intensitas panas yang masuk.
“Flying Garden” sebagai mahkota utama rumah ini memiliki berbagai fungsi yang menjadikan hunian terasa lebih indah dan sejuk. Selain berfungsi sebagai peredam panas dan elemen utama fasad bangunan, taman ini juga menjadi pemandangan menarik bagi tiga ruang di lantai dua — yaitu kamar utama, koridor, dan kamar anak. Selain itu, taman ini juga berfungsi sebagai balkon taman pribadi untuk kamar utama, sehingga area di lantai paling atas terasa seperti berada di lantai dasar.
“Flying Garden” dapat dinikmati dari kamar anak dan koridor lantai dua. Kamar utama memiliki akses langsung ke taman ini. Suasana taman menggantung di siang maupun malam hari juga menjadi mahkota utama fasad rumah ini.
Selain berbagai strategi untuk mengatasi panas matahari barat, rumah ini juga memiliki pembagian ruang (partisi) dan dinding yang sangat minimal. Hal ini mengikuti keinginan utama klien yang menginginkan rumah terasa luas dan terbuka tanpa banyak sekat, mengingat lantai 1 difungsikan sebagai area aktivitas bersama keluarga. Area ini juga dapat digunakan untuk mengadakan acara atau kegiatan bersama keluarga dan teman, sesuai hobi sang pemilik rumah.
Suasana lantai 1 tanpa pagar dan minim dinding pembatas memungkinkan penghuni mengadakan berbagai acara kebersamaan dengan keluarga dan teman.
Di bawah tangga, arsitek merancang furnitur multifungsi yang dapat berubah menjadi tempat tidur atau sofa. Ketika tidak digunakan, furnitur ini dapat dilipat kembali menjadi bagian dari tangga. Desain ini memberikan fleksibilitas bagi penghuni dalam penggunaan ruang.