
Bayangkan sebuah ruang ibadah di tengah perjalanan—tempat di mana setiap tiang, setiap cahaya, dan setiap hembusan angin terasa memuliakan Sang Pencipta.
Itulah ruh dari Masjid As-Salam, karya arsitektur yang memadukan nilai spiritual dengan keindahan desain kontemporer.
Berada di Rest Area KM 14 Karang Tengah dengan luas ±300 m², masjid ini dirancang dengan satu konsep utama:
 
“LUDZI – Column of Remembrance”, simbol dzikir yang dihidupkan dalam bentuk fisik melalui 100 kolom penyangga.
 
Setiap kolom di Masjid As-Salam bukan sekadar elemen struktur, tetapi juga media perenungan.
Pada permukaan 100 pilar utama, tertulis kalimat dzikir — Tahmid (memuji Allah), Takbir (mengagungkan Allah), dan Tasbih (mensucikan Allah).
Seluruhnya diukir pada material Conwood, menciptakan tekstur yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga mengajak jamaah untuk mengingat dan merasakan makna dzikir secara mendalam.
Konsep ini berpijak pada filosofi bahwa arsitektur bukan sekadar ruang, melainkan media spiritual.
Setiap kolom menjadi pengingat, setiap cahaya menjadi penuntun, dan setiap langkah di dalamnya adalah bagian dari perjalanan menuju ketenangan batin.
 
Area Mihrab juga mengusung konsep yang sama—kalimat dzikir disusun secara diagonal di atas permukaan Conwood, membentuk ritme visual yang lembut namun penuh makna.
Motif dzikir kemudian berlanjut pada secondary skin dari material Glass Fibre Reinforced Concrete (GFRC), menciptakan permainan cahaya dan bayangan yang berubah sesuai waktu salat.
✨ Setiap lapisan fasad bukan hanya pelindung, tetapi juga perantara antara manusia dan penciptanya—menyaring cahaya, menghadirkan keteduhan, dan memantulkan makna dzikir.
 
Selain kekuatan spiritualnya, Masjid As-Salam juga dirancang dengan prinsip keberlanjutan (sustainability) dan biophilic design.
Area sekeliling bangunan dipenuhi tanaman hijau, menghadirkan nuansa alami yang sejuk.
Bukaan lebar di berbagai sisi memungkinkan sirkulasi udara alami, sementara cahaya matahari yang difilter melalui secondary skin menciptakan pencahayaan lembut dan hangat di ruang dalam.
🌿 Ruang ini tidak hanya mengundang jamaah untuk beribadah, tetapi juga untuk bernapas bersama alam—tempat di mana spiritualitas dan ekologi berpadu harmonis.
 
LUDZI (Column of Remembrance) bukan sekadar konsep visual, tetapi manifestasi nilai dzikir dalam bahasa arsitektur modern.
Dengan perpaduan material alami, cahaya alami, dan komposisi ruang yang tenang, Masjid As-Salam menjadi simbol ketenangan di tengah perjalanan — mengingatkan setiap pengunjung bahwa spiritualitas bisa hadir di mana saja, bahkan di rest area yang sibuk.
🕌 Masjid As-Salam bukan hanya tempat singgah untuk salat, tapi ruang yang menenangkan jiwa, di mana setiap kolom berdzikir.