News
Mengenal Split House, Konsep Rumah Mungil di Tebet yang Mendunia
04/03/2021
Jakarta - Selain rumah di gang sempit Cipulir, rumah mungil di Tebet yang bernama Splow House juga pernah mendapatkan penghargaan dunia. CEO Delution Muhammad Egha menjelaskan rumah ini mengusung konsep split house.
Dia menjelaskan konsep tersebut adalah penerapan gaya mezanine dalam rumah yang bertingkat, dia menyebutnya sebagai multi mezanine. Dia menjelaskan rumah ini menggunakan sebutan tiap tingkat lantai menjadi setengah. Setidaknya ada 5 tingkat yang digunakan, mulai dari lantai setengah hingga lantai 2,5. "Split jadi konsepnya, jadi ini seperti gaya mezanine, ada lantai setengah. Totalnya ada 5 lantai, tiap lantai dihitung setengah, mulai dari lantai setengah sampai 2,5. Jadi kita mau dapatkan banyak ruangan di tengah lahan yang sempit, cuma 90 meter," ungkap Egha kepada detikcom, Minggu (27/9/2020).
"Kalau kemarin saya baca review orang luar, bilangnya ini konsep multi mezanine split," ujarnya. Selain itu dia juga mengatakan pihaknya mendesain rumah dengan sebuah void utama, alias ruang kosong terbuka yang terletak di tengah-tengah konstruksi antara tingkat lantai. Egha menyebutkan void ini mampu menjadi tempat sirkulasi udara dan cahaya, selain itu membuat rumah menjadi kelihatan luas karena bentuknya terbuka. Fungsi lainnya bisa juga menjadi sarana komunikasi antar tingkat lantai. "Kita bikin void tengahnya itu besar, itu jadi sumber cahaya, sumber udara. Bisa juga jadi sarana komunikasi antar lantai, karena ini bentuknya setiap lantai kayak ada balkon gitu. Prinsipnya sama, ada bukaan jadi nggak kelihatan sempit," ungkap Egha.
Dia menceritakan, konsep ini dipilih untuk mengakali permintaan kliennya yang mau membuat rumah murah dengan banyak ruangan di lahan yang sempit. Untuk mengakali permintaan banyak ruangan, maka dari itu dipilih konsep split house.
"Jadi kan kita ini desain keluar dari masalah klien, klien kita mau rumahnya punya banyak ruangan tapi ini sempit lahannya. Makanya kita buat lah konsep split, kalau cuma jadi dua tingkat mungkin nggak bisa banyak ruangannnya," ungkap Egha. Masalah selanjutnya adalah, soal budget yang minim. Dia mengatakan rumah ini juga memanfaatkan konsep rumah tumbuh yang membuat budget menjadi minim. Konsep ini membuat rumah dibangun secara bertahap.
Egha mengungkapkan total biaya yang dibutuhkan untuk membangun Splow House secara total sebesar Rp 750 juta. Di tahap awal klien cuma membayar Rp 600 juta.
"Jadi untuk permasalahan budget kita gunakan konsep rumah tumbuh juga kayak The Twins. Makanya namanya splow, split and grow singkatannya. Jadi ini kita bangun semua dulu, nah di tiap lantai ini ada ruangan yang belum jadi, ditahan penyelesaiannya kalau ada uang lagi," kata Egha. "Nah uniknya, biarpun ini rumah tumbuh, bagian yang belum selesainya ini nggak kelihatan karena dia ruangan-ruangan di atas," ujarnya. Splow House berhasil mendapatkan penghargaan sebagai rumah kecil terbaik pilihan masyarakat di Artichizer Award dari New York.