ID EN
News

Lahan Sempit Bukan Masalah, Tilik Rekayasa Lantai Karya Delution Architect di Split-Grow House

ideaonline.co.id - 06/01/2020

IDEAonline- Lahan sempit, kebutuhan ruang banyak, dan bujet minim adalah keterbatasan yang diubah menjadi penciptaan desain yang inspiratif.
Di atas tanah berukuran 6 m x 15 m, Delution Architect berusaha membuat rumah yang kaya akan cahaya matahari dan sirkulasi udara sehingga menjadi rumah yang hemat dalam penggunaan lampu dan AC.
Pemilik rumah juga menginginkan rumah tinggal yang nyaman dengan kebutuhan ruang yang banyak meski bujet terbatas.
Split-Grow House adalah konsep yang dipilih Delution Architect sebagai solusi bagi kebutuhan pemilik rumah.
Konsep split digunakan untuk mengakomodasi jumlah permintaan ruang yang setara bangunan 3 lantai, namun dimanipulasi sehingga seolah terlihat 2 lantai, apabila dilihat dari sisi depan rumah.
Kreativitas desain inilah yang membuat rumah terlihat “ramah” dengan lingkungannya yang padat dan tidak terlihat mencolok serta memiliki tinggi yang sama dengan rumah lain di sekitarnya.
Konsep split yang diterapkan oleh arsitek, secara otomatis menciptakan lantai 0,5, lantai 1, lantai 1,5, lantai 2, dan lantai 2,5.
Setiap lantai mengakomodasi fungi ruang yang berbeda dan diatur penyelesaian konstruksinya sesuai anggaran.
Lantai 0,5, lantai 1, dan lantai 2 dibangun terlebih dahulu, sementara lantai 1,5 dan lantai 2,5 menjadi agenda selanjutnya.
Namun sang arsitek mengemas lantai 1,5 dan lantai 2,5 tersebut secara utuh di tampilan mukanya, sehingga seolah lantai tersebut sudah selesai dikerjakan.
Lantai 0,5 hingga lantai 2,5 dihubungkan oleh sebuah void yang menjadi sumber pengudaraan dan pencahayaan serta akses antar-lantai.
Lantai 0,5 diisi dengan dapur yang langsung terkoneksi dengan ruang makan.
Karena luas ruangnya terbatas, meja makannya didesain feksibel sehingga dapat dilipat dan dibuka sesuai keinginan dan kebutuhan.

Arsitek juga menggunakan bottom glass pada area fasad lantai 1 agar orang yang berada di lantai 0,5 dapat langsung melihat orang yang masuk ke dalam rumah.
Bottom glass juga diterapkan pada jendela horizontal di WC utama lantai 2.
Di sini, jendela ini berfungsi mengalirkan udara ke dalam WC, sekaligus menjadi elemen pembentuk fasad yang menarik.
Pada area depan, arsitek membuat lantai 2 rumah ini berupa overstek, yaitu konstruksi menggantung tanpa ditopang kolom/tiang/ dinding, selebar 2,5 m sehingga seolah melayang.
Lantai “melayang” ini berfungsi ganda, yaitu menjadi atap bagi carport dan teras depan sekaligus menjadi area tamu outdoor.
Dua penghargaan diterima Delution Architect untuk proyek ini, yaitu Honourable Mention at Dulux Designer Awards for Residential Category (2016) dan Public Choice Winner at 5th Architizer+ Award for Architecture+Small Living Category at New York (2017).
Rumah 3 lantai yang dimanipulasi seolah menjadi 2 lantai ini menjadikan tampilan rumah cukup ramah dan tidak mencolok perbedaan ketinggiannya dengan rumah di sekitarnya.
Bottom glass sebagai sumber cahaya alternatif yang juga menjadi fasilitas pandangan bagi penghuni yang berada di lantai 0,5.
Kaca nako pada puncak void menjadi sumber udara sehinga sirkulasi udara pada rumah ini diharapkan bisa maksimal.
Peran Ganda Void
Konsep split menciptakan jenis lantai 0,5, lantai 1, lantai 1,5, lantai 2, dan lantai 2,5 yang dihubungkan oleh sebuah void yang menjadi sarana pengudaraan dan pencahayaan di dalam rumah.
Void ini juga menciptakan akses tangga antar-lantai, serta menjadi ruang komunikasi yang membuat penghuni dari rumah ini dapat berinteraksi satu sama lain meski berada di lantai yang berbeda.

Article Link : https://idea.grid.id/read/091977100/lahan-sempit-bukan-masalah-tilik-rekayasa-lantai-karya-delution-architect-di-split-grow-house?page=all

Back to News