rumahkita.com - 27/09/2018
Architizer A+ Awards sendiri merupakan program penghargaan arsitek terbesar di dunia yang diberikan kepada pencipta produk-produk arsitektur di dunia. Program ini bertujuan menciptakan kesadaran akan pentingnya arsitektur kepada masyarakat. Bahwa arsitek dalam hal ini berkontribusi banyak di setiap jengkal kehidupan manusia dan orang-orang yang tinggal di dalamnya.
Dan prestasi membanggakan kembali menghampiri dunia arsitektur Indonesia, karena salah satu karya anak bangsa kembali diapresiasi oleh dunia internasional. Karya arsitektur tersebut berada di Jakarta, sobat! Dan karya yang meraih penghargaan tersebut adalah karya milik Delution Architect.
Karya milik Delution Architect ini meraih penghargaan pada kategori Arsitektur dan Hunian Kecil versi Public Choice dalam ajang penghargaan yang diselenggarakan oleh Architizer A+ Awards 2017. Karya arsitektur ini bernama Splow House, sebuah hunian yang berada di Tebet-Jakarta. Splow House dirancang oleh Muhammad Egha, Hezby Ryandi, Sunjaya Askaria, dan Fahmy Desrizal yang tergabung dalam Delution Architect. Splow house sendiri dirancang pada lahan yang tergolong sempit, dengan luas sebesar 120 meter persegi. Maka tidak heran jika tampak depan rumah ini terlihat sempit dan kecil, namun jika sobat masuk ke dalamnya rumah cantik ini berhasil mengaplikasikan desain yang nyaman.
Pada akhirnya setelah melihat kondisi lahan yang terbatas, Muhammad Egha dan tim mencetuskan untuk membuat konsep Split-Grow House. Split-Grow House diartikan sebagai bangunan yang memungkinkan pemilik rumah untuk menambah ruangan sesuai dengan kebutuhan dan biaya yang dimilikinya. Konsep tersebut juga berlaku untuk konsep desain sirkulasi udara dan cahaya yang baik pada rumah ini dengan tujuan bisa menghemat energi dari penggunaan lampu dan pendingin ruangan yang ada. Konsep Split-Grow House sendiri juga memungkinkan untuk menekan biaya penmbangunan yang mahal, sobat!
Konsep split atau pemisahan bisa kita lihat dari pembagian lantai, yakni setiap lantai rumah dihitung sebagai setengah lantai yang dianggap sebagai mezzanine. Sekilas rumah ini tampak memiliki dua lantai, tapi sebenarnya rumah ini memiliki tiga tingkat lantai. Setiap lantai terhubung dengan tangga, sementara bagian kosongnya (void) bisa digunakan sebagai sumber sirkulasi pencahayaan dan udara secara alami. Mengingat lokasi rumah yang berdempetan dengan tetangga sekitar serta minim bukaan.
Material lightwood yang menjadi material utama pengisi rumah membuat suasana di rumah ini menjadi terlihat lebih lega, luas, dan nyaman. Gabungan konsep interior scandinavian dan industrial yang manis juga menjadikan rumah ini instagramable, sobat! Dominasi warna coklat dan putih juga membuat rumah berukuran 6 meter x 15 meter menjadi nyaman untuk ditinggali!
Article Link : https://rumahkita.id/amp/karya-arsitektur-indonesia-kembali-berjaya-di-internasional/