majalahasri.com - 25/03/2019
Berangkat dari memori klien masa lampau, di tempat kelahiran pemilik yaitu Jawa Tengah. Klien menginginkan kami untuk mendesain sebuah rumah yang terkesan humble dan hangat. Klien dan Arsitek pun sepakat untuk menggunakan bata sebagai material utama dari Flick House karena dirasa memiliki filosofi humble dan hangat.
Menurut owner, bata memiliki kekutan untuk membuat rumah yang besar menjadi tidak sungkan untuk dikunjungi
Dari material utama tersebut, kemudian Arsitek memilih Green Architecture sebagai konsep utama yang harus diaplikasikan dalam Flick House.
GARDEN
Flick House memiliki 4 taman didalamnya, Taman Utama, taman private, taman melayang di dan Innercourt
Taman utama berbatasan langsung dengan ruang keluarga dan dibatasi dengan pintu sliding besar yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
Keberadaan Pintu sliding besar ini membuat udara dapat masuk dengan sangat baik dan mengalir ke seluruh ruangan lantai 1 terutama ruang bersantai keluarga
Taman private berada di area kamar tidur utama. Taman ini diperuntukan untuk bersantai pemilik sehingga tidak perlu menuju ke taman utama saat berada di kamar. Uniknya taman ini berbatasan dengan taman utama , hanya dibatasi oleh kolam ikan
Taman melayang berada di lantai 2, taman ini memiliki pintu sliding besar sama seperti yang ada pada lantai 1, sehingga udara bisa mengalir ke ruangan-ruangan yang ada di lantai 2.
Keberadaan taman menyebabkan decrease macro temperature sehingga tercipta sirkulasi udara ideal yang mengakibatkan kesejukan didalam rumah
Taman yang terakhir adalah Innercourt. Innercourt merupakan taman kecil yang berada di dalam rumah.
Berisikan batu tabur dan sebuah pohon, innercourt juga berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam Flick House.
Innercourt memiliki jendela yang berada terbuka tepat diatasnya. Fungsi jendela ini adalah untuk keluarnya udara yang masuk ke dalam rumah, sehingga dapat bersirkulasi dengan baik.
OPEN LAYOUT
Berawal dari kebiasaan pemilik yang senang berkumpul bersama keluarga dan menciptakan suasana hangat di dalam rumah, arsitek kemudian mengaplikasikan konsep Open Layout.
Konsep ini membuat pemilik rumah dan keluarga dapat berinteraksi dengan mudah tanpa terhalang sekat sedikitpun
Selain alasan tersebut, Flick house menerapkan konsep tanpa sekat supaya udara yang masuk dapat terorganisir dengan baik tanpa harus terhalang sekat yang ada.
Open Layout di dalam flick house juga diaplikasikan dengan penggunaan pintu sliding besar sehingga cahaya dapat masuk dengan mudah dan maksimal sehingga tercipta prinsip ‘Low Energy Consumption’
POND
Kolam ikan bukan hanya menjadi hiasan, namun juga mempunyai fungsi yang cukup penting yaitu mereduksi suhu panas yang diakibatkan oleh sinar matahari yang hadir di sekitar area teras sehingga menyebabkan decrease macro temperature dan menghasilkan udara yang sejuk.
Selain menerapkan konsep Green Architecture, Flick House juga memiliki detail-detail arsitektur dan interior yang cukup unik
Jika diperhatikan pada beberapa bagian dinding terlihat seperti tanpa penyangga dan terkesan melayang.
Sementara pada bagian kamar mandi, di lantai satu kamar mandi kamar utama dibuat kamuflase atau tersembunyi keberadaannya di balik lemari yang diselimuti cermin. Beda dengan di lantai 2, kamar mandi dibuat dengan konsep semi outdoor sehingga jika tirai dibuka dapat terlihat dari luar.
Flick House juga menerapkan Secondary Skin yang berfungsi sebagai buffering sinar matahari agar panas cahaya matahari tidak langsung masuk kedalam rumah
Skylight Stair juga tercipta di dalam Flick House, hal ini secara tekhnis dapat mengurangi penggunaan lampu pada siang hari
Terakhir adalah penggunaan stripe light yang semakin menambah kesan hommie dan hangat pada Flick House.
Article Link : http://majalahasri.com/desain-flick-house-berkonsep-green-architecture/