RING HOUSE adalah sebuah rumah dengan konsep yang berawal dari keinginan klien untuk mengakomodir hobi dari sang bapak dan anak yaitu bermain basket. Berlokasi di sebuah cluster perumahan menengah di daerah Serpong, luasan lahan rumah ini hanya berkisar 8x16 m2. Lahan yang terbatas tersebut tidak menghalangi keinginan klien untuk memiliki arena bermain basket di dalam rumahnya. Isu inilah yang kemudian dikembangkan oleh arsitek menjadi konsep utama dalam desain, di mana area bermain basket menjadi point of interest yang dapat juga difungsikan sebagai komunal area, sementara ruangan lainnya diposisikan di sekelilingnya.

Konsep basket ini tidak hanya diaplikasikan pada layout ruang, tetapi juga pada potongan massa bangunan, dimana void yang menghubungkan arena basket dan sekitarnya berbentuk seperti ring basket. Void ini kemudian ditutup dengan penutup atap skylight yang berfungsi untuk menangkap cahaya alami sehingga tidak diperlukan lagi pencahayaan buatan di dalam ruangan khususnya pada pagi hingga sore hari.

Isu berikutnya yang ditangkap oleh arsitek adalah terbatasnya lahan project sehingga terdapat hal-hal terkait fungsi yang harus dikompromikan. Hal-hal tersebut diantaranya adalah terdapatnya ruang-ruang yang didesain multifungsi sesuai kebutuhan sehingga dapat menjawab isu lahan kecil dengan kebutuhan yang tidak sedikit ini. Salah satu penerapan tersebut ada pada area ruang basket yang dapat berfungsi juga sebagai ruang kumpul, ruang keluarga yang juga dapat difungsikan sebagai ruang tidur tamu, begitu pula dengan ruang servis yang didesain compact dengan menggabungkan area dapur dengan cuci jemur, serta keberadaan satu walk in closet dan kamar mandi di lantai 2 yang penggunaannya bersifat sharing untuk mengakomodir kebutuhan satu kamar tidur utama dan satu kamar tidur anak.