04/03/2021
RumahCom – Ada yang menarik dari sebuah rumah kecil di tengah pemukiman padat kota Jakarta sampai-sampai menarik mata dunia. Rumah ini bernama ‘The Twins’, dan desainnya mendapatkan penghargaan dari ajang Architizer Award yang berbasis di New York, Amerika Serikat.
Hunian tersebut didesain oleh perusahaan arsitektur anak bangsa, Delution. Mengutip laman Instagram @delution_architect , Senin, 14 September 2020. rumah The Twins yang berlokasi di salah satu gang sempit di Cipulir, Jakarta Selatan ini berhasil memenangi kategori Small Architecture+ Small Living by People Choice. The Twins bersaing dengan 5.000 karya arsitektur yang datang dari lebih 100 negara di dunia. Rumah tapak ini sendiri adalah proyek yang dibangun Delution sejak 2018 dan selesai 2019.
Dari keterangan yang ada di website resmi Delution, rumah The Twins dibangun pada lahan seluas 70 meter persegi. Hunian ini di tengah pemukiman padat penduduk dengan luas bangunan 73 meter persegi. Akses menuju The Twins juga cuma pada sebuah gang dengan lebar 1.5 meter. Hal ini membuat The Twins cuma bisa dicapai dengan sepeda motor ataupun berjalan kaki. Hal unik lainnya dari rumah ini adalah konsep pembangunannya yang disebut rumah tumbuh. Delution membangun rumah ini secara bertahap, terbagi dalam tiga fase. Fase I dengan anggaran sebesar Rp 150 juta. Fase II yang sudah termasuk pembangunan atap menghabiskan anggaran Rp 200 juta. Fase III Rp 100 juta. “Kami menyadari bahwa kami perlu mengeluarkan sedikit uang ekstra untuk membangun rumah, untuk menyiasati kami mencoba merancang rumah tumbuh yang dapat dibangun dalam beberapa fase,” ujar CEO Delution, Muhammad Egha, sebagaimana dikutip dari Detik.com, Senin, 14 September 2020.
The Twins, memiliki dua bangunan dengan ukuran berbeda. Satu rumah terdiri dari dua kamar tidur dengan kamar mandi, dapur, dan ruang makan untuk empat orang. Sedangkan rumah yang satu lagi memiliki kamar tidur dengan kamar mandi dan ruang keluarga.
Kedua bangunan itu dibangun dalam satu petak tanah, lalu dihubungkan dengan pintu kaca yang bisa dipasang dan dibuka kapan saja untuk menciptakan ruangan multiguna yang lebih luas.
Rumah ini didesain oleh tiga orang, yakni Muhammad Egha, Hezby Ryandi, dan Fahmy Desrizal. Mereka dibantu sebuah tim teknis yang terdiri dari Haidar Majid dan Defi Andri.