hijaber diary - 07/03/2018
Setelah kabar membanggakan datang dari Microlibrary Karya Bandung SHAU yang berhasil meraih penghargaan Architizer A+ Awards kategori Arsitektur Komunitas, kembali kita mendapatkan kabar luar biasa dari karya arsitektur Indonesia yang juga meraih penghargaan dari Architizer A+ Awards 2017 untuk kategori Arsitektur dan Hunian Kecil versi Public Choice. Adapun karya yang mendapat penghargaan tersebut adalah Splow House dari Delution Architect.
Rumah yang dirancang oleh arsitek Muhammad Egha, Hezby Ryandi, Sunjaya Askaria, dan Fahmy Desrizal ini memang disesuaikan dengan kondisi lahan di kawasan Tebet, Jakarta yang sekarang relatif sempit. Dari depan rumah yang dibangun pada 2015 ini tampak kecil, namun kalau kita menengok ke dalam ternyata rumah ini cukup luas dan nyaman. Tak hanya itu, para arsitek rumah ini juga berusaha menekan biaya pembangunannya.
Berdiri di atas lahan berukuran 6 meter x 15 meter, mereka mencoba membuat rumah yang terang dengan cahaya matahari dan sirkulasi udara yang baik dengan biaya rendah. Hingga tercetuslah konsep Split-Grow House yang memungkinkan pemilik rumah untuk menambah ruangan sesuai dengan kebutuhan dan biaya yang dimilikinya. Pun dengan desain sirkulasi udara dan cahaya yang baik rumah ini akan menghemat energi dari penggunaan lampu dan pendingin ruangan.
Konsep split atau pemisahan bisa kita lihat dari pembagian lantai, yakni setiap lantai rumah dihitung sebagai setengah lantai yang dianggap sebagai mezanin Sekilas rumah ini tampak memiliki dua lantai, tapi sebenarnya rumah ini memiliki tiga tingkat lantai. Setiap lantai terhubung dengan tangga, sementara bagian kosongnya (void) bisa digunakan sebagai sumber sirkulasi pencahayaan dan udara secara alami.
Di lantai pertama mezanin terdapat ruang makan dan dapur yang terbuka. Ruangan ini juga terhubung dengan kamar tidur tamu. Perabot rumah didesain dengan material lightwood dan untuk memaksimalkan penerangan ruangan, dinding rumah dicat berwarna putih.
Konsep penyederhanaan ruangan juga terbilang unik. Di ruang makan misalnya, terdapat meja lipat yang memungkinkan meja dibuat lebih panjang. Rak penyimpanan berada di samping tangga dan juga anak tangganya yang bisa dibuka dengan cara ditarik. Dengan begitu, konsep ini bisa meminimalisasi penambahan perabotan dan memperluas ruangan.
Kemudian di lantai mezanin kedua menjadi bagian rumah yang pertama kali dijajaki oleh pengunjung rumah. Di sini terdapat ruang tamu yang sekaligus menjadi ruang baca di sudut ruangan. Juga terdapat jendela kaca lipat untuk menuju ke halaman samping rumah.
Dan di lantai mezanin ketiga terdapat kamar tidur anak beserta kamar mandi yang dilengkapi dengan koridor di depan pintu kamar. Koridor ini juga bisa digunakan sebagai tempat bersantai. Material yang digunakan pada kamar mandi cukup memberikan suasana yang dingin. Sementara itu, kamar tidur utama terdapat di lantai selanjutnya.
Di depan kamar tidur utama juga terdapat koridor yang digunakan untuk meletakkan meja dan rak. Yang melengkapi sirkulasi cahaya di kamar utama adalah jendela yang besar pada fasad depan rumah yang dilengkapi dengan tirai putih abu-abu. Di kamar ini juga terdapat kamar mandi dengan desain yang berbeda dengan kamar mandi lainnya. Dan di lantai paling atas terdapat kamar tidur serta area mencuci dan menjemur baju.
Uniknya, rumah ini masih memberikan sedikit lahan kosong untuk dibuat halaman selebar satu meter yang terletak di samping rumah. Tentu dengan adanya halaman ini akan sangat membantu sirkulasi udara sehingga rumah menjadi lebih sejuk.
Halaman selebar satu meter yang terletak di bagian samping rumah ini sangat membantu untuk terjadinya pertukaran udara sehingga rumah lebih sejuk. Selain itu juga area ini berfungsi sebagai tempat meletakkan pompa air, sepeda serta peralatan lainnya, dan juga menjadi akses untuk pembantu ke dalam rumah. Pada halaman ini arsitek mendesain dasar lantainya dengan biopore (lubang air) yang cukup banyak sehingga dapat menghindari kebanjiran pada lantai mezanin paling bawah karena tinggi lantainya yang berada rendah dibandingkan jalan di luar rumah.
Kembali ke bagian depan rumah. Lantai kamar tidur utama dibuat melayang dengan sistem cantilever selebar 2,5 meter. Sehingga area ini dapat melingkupi area teras dan parkir kendaraan di depannya. Keunikan pada fasad depannya juga terdapat pada kaca yang diletakkan di dinding bagian bawah rumah. Kaca tersebut didesain agar orang yang berada di ruang makan atau dapur dapat mengetahui orang yang datang ke rumah dengan melihat pada kacanya. Ini juga menjadi alternatif pencahayaan alami pada rumah.
Rumah yang terlihat kecil dan cukup luas di dalam ini tidak hanya sekedar nyaman saja namun juga berhasil mendapatkan penghargaan taraf internasional. Delution Architect melalui karyanya yaitu splow house meraih penghargaan International Architizer A+ Awards 2017 kategori Arsitektur dan Hunian Kecil versi Public Choice.
Architizer A+ Awards sendiri adalah penghargaan International yang tidak hanya melibatkan komunitas arsitektur, namun juga fashion, penerbitan, desain produk, pengembangan real estate, dan teknologi dari seluruh dunia. Sebagai salah satu nominasi dari Indonesia dan pesaing dari seluruh dunia, tentunya para arsitek muda ini berhasil membuat bangga tanah air.